Senin, 29 September 2014

Janji Suci

https://www.youtube.com/watch?v=hQ-wYw4hP84

dengarkanlah wanita pujaanku
malam ini akan kusampaikan
hasrat suci kepadamu dewiku
dengarkanlah kesungguhan ini
aku ingin mempersuntingmu

syair ini selalu terngiang di telinga, hahaha
entah karena ingin segera atau apapun itu.

21 umur saya, hahaha. rasanya terlalu cepat untuk memikirkan itu. pengaruh lingkungan mungkin yang menyebabkan saya berfikir seperti itu.banyak masa yang saya lewati, banyak petualangan hidup yang sudah saya cicipi, mulai dari preman hingga mencoba berwirausaha. tapi satu ini yang tidak bisa saya singkirkan mencari sosok wanita, hahaha. sudah tak tau berapa kali ditegur oleh kenalan atau kolega, gov pacarnya siapa? pertanyaan itu yang membuat saya terpaku. ya tidak bisa di pungkiri jawabannya pasti dan nyata "ya belum punya pak". sering respon sang penanya malah tidak percaya belum punya.

"Carilah agar ada yang menemani kamu dari kamu belum berhasil hingga kamu berhasil, dan terakhir dia juga yang menemani mu di pelaminan"

Petikan ucapan penutup sang penanya-penanya itu, nepuk jidat aje saya.

Tidak hanya kenalan, bahkan ibupun mulai menanyakan. "Siapa pacar mu nak'?" mau dijawab apa coba. Jawaban yang tidak terduga dan sama sekali tidak direncanakan "Gak punya pacar bu, yang saya punya CALON ISTRI". Nah loh, hahaha. calon isti? who? siapa yang mau sama saya? hahaha NASIB JOMBLO. hahaha.

Tentang hati siapa yang tau "Dalamnya samudra pasti tau, tapi dalamnya hati seseorang siapa yang tau" kira-kira itulah petikan pepatah yang saya ingat. Memang benar, isi hati orang mana ada yang tau. Ingat banyak orang yang mampu menyembunyikan perasaannya.

Lalu "Apa hubungannya lagu janji suci dengan kisah saya?"
inilah jawabanya.
jreng.. jreng.. hahaha

Ada seseorang yang memang saya harapkan menjadi pendamping hidup.
Dia sosok yang saya cari selama ini.
Dia cantik, dia kuat, dia mandiri, segalanya yang kupandang harusnya ada pada seorang wanita ada padanya.
Tapi megutip dari pernyataannya, "Masa depan siapa yang tau" dia sekali lagi benar.

Makanya saya saat ini seperti berjudi, jika Allah berkendak siapa yang akan mengetahui kehendak-Nya.

Ambil saja hikmahnya.
hanya satu yg dapat saya pastikan "DIALAH YANG SAYA PILIH"

Minggu, 16 Februari 2014

Permasalahan Kesesuaian Lahan Terhadap Penanaman Tanaman Lanskap



Permasalahan Kesesuaian Lahan Terhadap Penanaman Tanaman Lanskap
Oleh :
Agung Govinda Arisudana / A44110044

Kesesuaian lahan sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman budidaya maupun tanaman hias permasalahan. Apabila lahan tidak cocok dengan tanaman budidaya yang ditanam akan mengakibatkan tanaman budidaya yang ditanam mati. Penggunaan lahan untuk berbagai kelas kemampuan lahan tentu berbeda satu sama lain. Perbedaan didasarkan pada kekuatan faktor penghambat yang meningkat, pengaruh bersama antar berbagai unsur lahan seperti iklim dan sifat-sifat tanah yang permanen. Sifat-sifat tanah yang permanen diantaranya adalah ancaman kerusakan tanah, faktor pembatas penggunaan, kemampuan produksi, dan syarat-syarat pengelolaan tanah. Sifat-sifat lahan yang permanen diantaranya lereng, tekstur tanah, kedalaman tanah, tingkat erosi tanah yang telah terjadi, permeabilitas tanah, kemampuan menahan air, dan jenis mineral liat.
Ada delapan kelas lahan berdasarkan kemampuannya, yaitu :
1.       Kemampuan Kelas 1
Kemampuan lahan kelas I merupakan kelas kemampuan lahan yang terbaik. Hal ini dapat dilihat dari sedikitnya hambatan yang membatasi penggunannya. Lahan yang tergolong dalam kemampuan lahan kelas I mempunyai kombinasi sifat-sifat dan kualitas sebagai berikut: (a) Terletak pada topografi hampir datar; (b) Ancaman erosi kecil; (c) Mempunyai kedalaman efektif (tanah yang mengandung unsur hara) yang dalam; (d) Umumnya berdrainase baik; (e) Mudah diolah; (f) Kapasitas menahan air baik (g) Subur atau peka terhadap pemupukan (h) Tidak terancam banjir; (i) Di bawah iklim setempat yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman umumnya.
Lahan Kelas I dapat digunakan untuk semua jenis penggunaan, mulai dari pertanian yang sangat intensif untuk tanaman semusim dan tahunan sampai penggunaan untuk hutan lindung. Walaupun demikian, jenis tanah ini tetap memerlukan tindakan untuk mempertahankan produktivitas berupa pemeliharaan kesuburan dan struktur tanah.Upaya ini meliputi pemupukan baik dengan pupuk buatan maupun pupuk organik, pergiliran tanaman dan penggunaan tanaman penutup tanah. Pada peta kemampuan lahan kelas, kelas ini biasanya ditandai dengan warna hijau.
2.       Kemampuan kelas 2
Lahan kelas II mempunyai kombinasi sifat-sifat dan kualitas sebagai berikut: a) Lereng landai, kemiringan kurang dari 30%; b) Kepekaan erosi atau ancaman erosi sedang atau telah mengalami erosi sedang; c) Kedalaman efektif agak dalam; d) Struktur tanah dan daya olah tanah kurang baik; e) Salinitas ringan sampai sedang atau terdapat garamnatrium yang mudah dilihilangkan, tetapi besar kemungkinan timbul kembali; f) Kadang-kadang terkena banjir yang merusak; g) Kelebihan air dapat diperbaiki dengan drainase; h) Keadaan iklim agak kurang sesuai dengan tanaman dan pengelolaan.
Tanah pada kemampuan lahan kelas II menuntut sistem pengelolaan yang lebih berat dibandingkan lahan kelas I. Lahan pada kelas ini mempunyai beberapa hambatan atau ancaman kerusakan sehingga mengurangi pilihan penggunaannya dan memerlukan tindakan konservasi sedang. Jika dipergunakan untuk tanaman semusim, selain pemupukan, tanah kelas II memerlukan tindakan konservasi seperti pembuatan guludan, penanaman dalam setrip, pengolahan menurut kontur, dan pergiliran tanaman. Dalam peta kemampuan lahan kelas II biasanya ditandai dengan warna kuning.
3.       Kemampuan Kelas 3
Lahan yang dikelompokkan pada kelas III mempunyai hambatan yang lebih berat dibandingkan lahan kelas II. Lahan pada kelas ini tidak dapat digunakan untuk sistem pertanian yang sangat insentif. Pada lahan ini hanya dapat diterapkan mulai penggarapan secara sedang dan seterusnya sampai penggunaan untuk cagar alam. Lahan kelas III ini masih dapat dipergunakan untuk tanaman semusim dan tanaman yang memerlukan pengolahan tanah, tetapi harus dibarengi oleh konservasi. Jenis upaya konservasi dapat berupa guludan bersaluran, penanaman dalam setrip, penggunaan mulsa, pergiliran tanaman, pembuatan teras, atau kombinasi dari usaha konservasi tersebut. Pada peta kemampuan lahan, kelas ini ditandai dengan warna merah.
Tanah pada kelas kemampuan III memiliki sifat-sifat sebagai berikut: a) Lereng miring atau bergelombang, kemiringan kurang dari 50%; b) Peka terhadap erosi atau telah mengalami erosi yang agak berat; c) Sering kali mengalami banjir yang merusak tanaman; d) Permeabilitas lapisan bawah tanah tergolong lambat; e) Kedalamannya dangkal terhadap batuan,lapisan padas keras, lapisan pada rapuh, atau lapisan liat padat yang membatasi perakaran dan simpanan air; f) Terlalu basah atau masih terus jenuh air setelah didrainase; g) Kapasitas menahan air rendah; h) Salinitas atau kandungan natrium sedang; i) Hambatan iklim agak besar.


4.       Kemampuan Kelas 4
Tanah pada kelas IV tidak dapat digunakan untuk sistem pertanian intensif dan garapan sedang. Tanah pada kelas IV hanya dapat digarap secara terbatas, untuk penggembalaan insentif sampai hutan lindung. Selain perlakukan untuk upaya memelihara kesuburan tanah dan kondisi fisik tanah, pada lahan kelas ini juga dilakukan pembuatan teras bangku, saluran bervegetasi, dan dam penahan. Pada peta, kemampuan lahan kelas IV ditandai dengan warna biru.
Tanah pada kelas IV mempunyai kombinasi dari sifat-sifat sebagai berikut: a) Lereng curam atau berbukit, kemiringan lebih dari 50%; b) Kepekaan erosi; c) Pengaruh bekas erosi agak berat; d) Tanah dangkal; e) Kapasitas menahan air rendah; f) Sering digenangi air sehingga menimbulkan kerusakan berat pada tanaman; g) Kelebihan air bebas dan ancaman penjenuhan atau penggenangan terus terjadi setelah drainase; h) Salinitas atau kandungan natrium tinggi; i) Keadaan iklim kurang menguntungkan.
5.       Kemampuan Kelas 5
Lahan pada kelas V mempunyai kombinasi dari hambatan-hambatan sebagai berikut: a) Tergenang air; b) Sering terlanda banjir; c) Berbatu-batu; d) Iklim kurang sesuai.
Kondisi lahan seperti ini biasanya tidak dapat ditanami tanaman semusim, tetapi masih dapat ditumbuhi rumput atau pepohonan. Lahan pada kelas ini tidak cocok untuk digarap. Pada peta kemampuan lahan, kelas ini biasanya tanah ini ditandai dengan warna hijau tua.
6.       Kemampuan Kelas 6
Kemampuan lahan kelas VI mempunyai kombinasi dari sifat-sifat sebagai berikut: a) Terletak di lereng yang agak curam; b) Ancaman erosi berat; c) Telah tererosi berat; d) Mengandung garam laut atau natrium; e) Berbatu-batu; f) Daerah perakaran sangat dangkal; g) Iklim tidak sesuai.
7.       Kemampuan Kelas 7
Tanah pada kelas ini mempunyaikombinasi dari hambatan-hambatan sebagai berikut: a) Terletak di lereng curam; b) Telah tererosi sangat berat berupa erosi parit; c) Daerah perakaran snagat dangkal.
Lahan ini pada peta kemampuan lahan ditandai dengan warna coklat. Jika lahan ini digunakan untuk padang rumput atau hutan produksi harus diimbangi dengan usaha pencegahan erosi yang berat.
8.       Kemampuan kelas 8
Lahan yang digolongkan kedalam kelas ini mempunyai kombinasi dari hambatan-hambatan sebagai berikut: a) Terletak pada lereng yang sangat curam; b) Berbatu; c) Mempunyai kapasitas menahan air yang sangat rendah.
Lahan jenis ini cocok digunakan untuk hutan lindung atau cagar alam yang sekaligus dapat berfungsi sebagai tempat rekreasi karena keadaan alamnya yang lebih alami. Sesuai dengan keadaannya lahan ini biasanya ditandai dengan warna putih atau tidak berwarna sama sekali.