LAPORAN
FIELDTRIP PRAKTIKUM DASAR-DASAR PROTEKSI TANAMAN
Oleh
:
Agung
Govinda Arisudana / A44110044
Dosen
:
Dr.
Supramana
Asisten
Praktikum :
1. Wirathazia
El Chenta / A34100010
2. Lutfi
Nurhadi / A34100057
Departemen
Proteksi Tanaman
Fakultas
Pertanian
Institut
Pertanian Bogor
2013
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Kehidupan
manusia sangat bergantung pada tumbuhan, begitu pula pada makhluk lain yang
tidak berhijau daun. Sedangkan tumbuhan dalam kehidupannya sering dihadapkan
pada berbagai gangguan, salah-satunya adalah serangan dari penyakit tumbuhan
yang akan sangat berpengaruhi pada besarnya hasil produksi. Adanya penyakit
tumbuhan sudah diketahui lama sebelum masehi, bahkan dilaporkan bahwa penyakit
telah ada sebelum manusia membudidayakan tanaman (Pracaya.1999).
Sebagai seorang landscaper yang
merencanakan, merancang, dan mengelola, penyakit menjadi salah satu musuh utama
tanaman yang harus diwaspadai sejak awal oleh seorang landscaper. pada proses
pengeolaan, kegiatan pemeliharaan tanaman harus sangan intesdif dilakukan agar
segala sesuatu kejadian yang tidak diinginkan agar tidak terjadi.
Pemeliharaan
taman perlu dilakukan secara terus menerus dalam upaya menjaga dan merawat
taman beserta elemen dan fasilitas di dalamnya. Jadwal pemeliharaan taman
sangat penting dalam pelaksanaan pemeliharaan di lapang. Rincian mengenai
kegiatan pemeliharaan dibuat oleh Seksi Taman Kota/Lingkungan. Seluruh kegiatan
di lapang idealnya mengacu pada jadwal pemeliharaan yang telah dibuat sehingga
kualitas taman akan tetap terjaga. Pekerjaan pemeliharaan terbagi atas
pemeliharaan soft material dan pemeliharaan hard material.
Pemeliharaan soft material meliputi pembersihan area taman, pemangkasan,
penyiraman, pemupukan, pendangiran dan penyiangan gulma, serta pengendalian
hama dan penyakit tanaman, sedangkan pemeliharaan hard material yang
dilakukan meliputi pemeliharan perkerasan, pemeliharaan bangunan taman,
pemeliharaan rambu taman, pembersihan kolam, dan pemeliharaan lampu taman.
Keberhasilan dalam pemeliharaan dipengaruhi oleh sumber daya manusia sebagai
tenaga kerja pelaksana pemeliharaan. Dari hasil perhitungan kapasitas kerja
pemelihara taman di Taman Menteng yang dibandingkan dengan kapasitas kerja efektif
dari literatur, kegiatan pemeliharaan taman di Taman Menteng ada yang dilakukan
secara efektif dan tidak efektif. Masalah yang menghambat efektivitas kerja
pemelihara taman dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah
kurangnya motivasi dan inisiatif dalam melakukan pekerjaan pemeliharaan serta
pemelihara taman tidak melakukan pekerjaan secara optimal, ditunjukkan dengan
melakukan pekerjaan lain selama pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan, seperti
merokok, mengobrol, atau beristirahat pada jam kerja.
Tujuan
Adapun tujuan yang inging dicapai
dalam fieldtrip Praktikun Dasar-Dasar Proteksi Tanaman, antara lain :
1. mampu
mengenali penyakit tumbuhan melalui gejala fisik
2. mampu
memilih tindakan atas serangan penyakit
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pengamatan
No
|
Nama Penyakit
|
Patogen
|
Inang
|
gambar
|
1
|
Akar Merah
|
Ganoderma sp
|
· ki hujan
|
|
2
|
Jamur Upas
|
Upasia
salmonicolor
|
· Biola Cantik
· Karet
|
|
3
|
Tali Putri
|
Cassytha
filiformis L
|
· tanaman pagar
|
|
4
|
Benalu
|
· durian
|
||
5
|
Kanker Batang
|
Corticium
salmonicolor
|
· biola cantik
|
|
6
|
Busuk Batang
|
· ki hujan
|
Pembahasan
Penyakit tumbuhan dapat didefinisikan sebagai gagalnya sel atau jaringan
melaksanakan fungsi-fungsi fisiologisnya akibat gangguan terus–menerus oleh gen
atau penyebab primer dan menimbulkan gejala. Sementara itu gejala penyakit
adalah kelainan atau penyimpangan keadaan normal tanaman akibat adanya gangguan
penyebab penyakit dan dapat dilihat oleh mata telanjang. Menurut sifatnya
gejala penyakit dapat dibedakan menjadi dua yaitu gejala morfologi dan gejala
histologi. Gejala morfologi adalah penyimpanagan pada tanaman yang mudah
dikenali dengan panca indra (lihat,raba,cium). Sedangkan gejala histologi
adalah penyimpangan pada tanaman yang dapat diketahui melalui pemeriksaan
mikroskop terhadap jaringan tanaman yang sakit. (Haryono, 1996).
Penyakit
jamur akar merah (Ganoderma sp.) menyerang dan menyebabkan kerusakan
yang serius, bahkan kematian yang cukup besar pada tanaman Acacia mangium.
Kerusakan yang timbul dianggap sebagai penyakit utama pada tanaman A.
mangium umur 3 tahun dan menyebabkan kerusakan sebesar 40% dari total
tanaman umur 8 tahun. Kerusakan yang pada daur kedua dilaporkan lebih parah dan
lebih awal menyerang tanaman dibandingkan serangan pada tegakan daur pertama.
Gejala serangan penyakit ini berupa daun menguning, layu dan gugur sehingga
pohon menjadi gundul. Akar pada tanaman yang sakit tertutupi hifa dari jamur Ganoderma
sp yang berwarna coklat kemerahan yang terlihat sangat jelas ketika akar
dibersihkan dari tanah yang menempel. Bila serangan sudah sampai pada taraf
lanjut, akan muncul badan buah fungi pada batang tanaman. Badan buah Ganoderma
sp seperti kuku kuda, tipis, keras, berkayu, permukaan bawah berwarna
putih, bagian atas tengah berwarna coklat dan dapat mencapai ukuran 40 cm
(Semangun,1991 dalam Kurniawan, 2008).
Upaya
pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan cara pembersihan tonggak
pohon-pohon pada lokasi yang telah terserang, pembuatan parit isolasi, serta
penggunaan pestisida (Anonim, 2008). Agen pengendali hayati yang sudah
dikembangkan dewasa ini diantaranya adalah Trichoderma spp, Gliocladium
spp, Pseudomonas fluorescens, Bacillus subtilis dan lain-lain. Pada
penelitian yang telah dilakukan Trichoderma sp efektif menghambat
perkembangan jamur Ganoderma speudoferreum (patogen akar merah pada tanaman
akasia, karet dan teh) dan jamur akar putih yang disebabkan oleh Rigidoporus
sp pada skala laboratorium .
Jamur
upas (Upasia salmonicolor (Berk. et Br.) Tjok.) adalah jamur penyebab
penyakit upas atau mati cabang/ranting. Penyakit ini biasanya menyerang pohon
perkebunan dan buah budidaya di daerah tropis, terutama di musim penghujan.
Gejala penyakit ini, matinya pepagan batang dan tampak mengering. Pada awalnya
bagian yang terserang tampak keperakan, lalu beralih merah jambu. Pada saat ini
miselia jamur telah menyerang pada jaringan korteks kulit kayu. Sehingga
mempengaruhi populasi tanaman per hektar, dan hasil yang diperoleh tidak optimal,
kerugian secara tepat memang sulit untuk ditentukan, tetapi penyakit ini
berarti penting dan kadang – kadang sangat merugikan .
Kelembaban dan cahaya yang kurang pada percabangan
tanaman mendorong perkem bangan penyakit. Patogen ini masuk dengan penetrasi
langsung. Penyebaran terjadi oleh karena kelembaban yang tinggi pada ranting,
adanya percikan air, pengairan atau hujan.
Gejala
timbul pada batang atau ranting yang dilapisi benang – benang mengkilap seperti
sarang laba - laba (stadium membenang) berwarna merah muda. Perkembangan
selanjutnya jamur masuk dalam kulit menyebabkan kulit membusuk. Terdapat bintil
spora jamur (stadium membintil). Pada tahap ini biasanya menyebabkan daun -
daun menjadi gugur, ranting dan cabang terserang dapat mengalami kematian. Pada
stadium lebih parah menyebabkan permukaan pada kulit terserang yang berwarna
merah jambu (stadium kortisium) berubah menjadi abu – abu. Lapisan miselium
membentuk bercak-bercak tak beraturan seperti kerak (stadium nekator).Adapun
cara pengendalian penyakit ini, yaitu: pengendalian Secara dan Mekanis: Memangkas tanaman pelindung atau bagian
tanaman yang tidak produktif atau sudah mati agar tingkat kelembaban kebun
berkurang; Memotong cabang yang terserang dan memusnahkannya/ dibakar; Pada
serangan belum parah, atasi dengan mengerok kulit dan bagian kayu yang
terinfeksi cendawan serta beri pengapuran. Pengendalian
Secara Kimiawi : Pengendalian jamur upas dapat dilakukan dengan cara
mengolesi cabang yang terserang dengan Bubur Bordeaux, Carbolineum plantarum
atau dengan penggunaan fungisida sesuai anjuran.
Tali
Putri (Cassytha filiformis L.)
adalah tumbuhan parasit, kelangsungan hidup tali putri sangat bergantung pada
tumbuhan lain. Tumbuhan ini tidak berakar dan tidak menghasilkan makanan
sendiri melalui proses fotosintesis seperti halnya tumbuhan hijau daun. Ia
hanya melilitkan sulurnya, lalu mengisap saripati makanan dari tumbuhan inang.
Sifat parasitnya sudah diperlihatkan sejak beberapa hari pertama dalam
kehidupannya. Kantung makanan yang terdapat pada bijinya hanya cukup memberi
makan selama beberapa hari saja dan memperpanjang batang hingga 4 inci atau 10
sentimeter. Karenanya, ketika tunas pertama kali muncul di tanah, tali putri
hanya punya dua pilihan, diam tapi mati perlahan atau segera mencari tumbuhan
inang untuk kemudian “menempel” tumbuhan tersebut. Pengendaliannya dengan cara
pemangkasan tanaman yang telah terinfeksi dan membakar hasil pemangkasan
tersebut agar tidak terdapat sisa parasit yang bisa mengakibatkan infeksi pada
individu tanaman lain.
Benalu (Loranthus,
suku Loranthaceae) adalah sekelompok tumbuhan
parasit obligat yang hidup
dan tumbuh pada batang (dahan) pohon tumbuhan lain. Benalu dapat dijumpai
dengan mudah pada pohon-pohon besar di daerah tropis. Biji tumbuhan ini pada
buahnya menghasilkan getah seperti lem berbentuk jeli yang lengket. Penyebaran
tumbuhan ini terjadi dibantu oleh burung, apabila burung memakan buah dan bijinya lalu
mengekskresikan pada dahan pohon, bijinya yang lengket akan menempel pada dahan
pohon selanjutnya akan berkecambah dan benalu muda mulai tumbuh.
Kanker batang (Stem Cancer) adalah penyakit
yang menyerang batang pokok tanaman.Kerusakan ini sangat merugikan karena
rusaknya struktur kayu dan pada kerusakan tingkat lanjut tanaman tidak dapat
dimanfaatkan.Penyakit ini disebabkan oleh jamur yang perkembangannya sangat
dipengaruhi oleh iklim mikro tegakan hutan.Patogen penyebab kanker lebih aktif
pada daerah yang curah hujannya tinggi sehingga tanaman lebih rentan.Penyakit
kanker berasosiasi dengan jamur upas (pink disease) yang disebabkan oleh
Corticium salmonicolor.
Tanaman yang terserang kanker batang akan mengalami
kerusakan pada batang pokok. Kerusakan berupa benjolan/pembengkakan jaringan
batang dan serat kayu mengalami kerusakan. Pada kerusakan tingkat lanjut batang
akan mengalami pembengkakan dari pangkal sampai batang bebas cabang. Cara
Pengendaliannya, salah satu cara mencegah penyebaran serangan adalah dengan
memutus kontak antar akar pohon penyusun hutan. Pengendalian penyakit perakaran
yang disebabkan oleh jamur dapat dilakukan dengan membuat parit isolasi untuk
mencegah penularan melalui kontak akar dari pohon yang terserang dengan pohon
yang sehat.Pada parit isolasi yang dibuat dapat ditambahkan kapur atau
fungisida.Selain itu dapat dilakukan penjarangan sanitasi dengan menebang pohon
yang telah terserang dan membersihkan semua tonggak/tunggul dan sisa-sisa akar
pohon yang terserang dan dibakar.
Penyakit busuk hati (heart rot) merupakan
penyakit yang menyerang kayu teras.Penyakit ini disebabkan oleh hymenomycetes
(dari kelompok basidiomycetes) yang menyerang selulosa dan lignin kayu. Jamur
busuk hati umumnya adalah jamur pelapuk kayu yang saprophytic kosmopolitan atau
parasit luka. Serangan busuk hati pada tegakan A. mangium menyebabkan
kehilangan volume kayu hingga 17,5% .
Gejala serangan busuk hati diantaranya adalah
perubahan warna kayu teras menjadi keunguan/hitam (warna gelap hingga kuning
pada kayu yang sehat) kayu gubal menjadi hijau/coklat. Gejala awal pelapukan
kayu teras agak sulit dideteksi tetapi akan tampak perubahan warna kayu teras
menjadi agak gelap. Kerusakan tanaman oleh busuk hati sulit untuk ditanggulangi
karena serangan jamur yang sudah berkembang pada kayu teras sulit untuk
dihambat, tetapi kerusakan ini dapat dicegah.
KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilaksanakan praktikan dapat
menyimpulkan bahwa penanggulangan penyakit pada tanaman lanskap harus
se-efesien mungkin dan setanggap mungkin
agar tidak terjadi kejadian yang tidak diinginkan. Jarak tanaman (kerapatan)
juga mempengaruhi persebaran penyakit sehingga perlu perencanaan dan
perancangan lanskap yang baik dan benar.
DAFTAR
PUSTAKA
Leonard J. F. 2001.
Exercises in Plant Disease Epidemiology. APS Press St. Paul
Minnesota.
Pracaya.1999. Hama dan Penyakit
Tanaman. Jakarta : PT. Penebar Swadaya.
Sastrahidayat,
R. I. 2011. EPIDEMIOLOGI TEORITIS PENYAKIT TUMBUHAN. UB Press Universitas
Brawijaya. Malang.
Semangun,
Haryono. 1996. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Gadjah Mada University Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar