Permasalahan
Kesesuaian Lahan Terhadap Penanaman Tanaman Lanskap
Oleh :
Agung Govinda Arisudana / A44110044
Kesesuaian
lahan sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman budidaya
maupun tanaman hias permasalahan. Apabila lahan tidak cocok dengan tanaman
budidaya yang ditanam akan mengakibatkan tanaman budidaya yang ditanam mati.
Penggunaan lahan untuk berbagai kelas kemampuan lahan tentu berbeda satu sama
lain. Perbedaan didasarkan pada kekuatan faktor penghambat yang meningkat, pengaruh
bersama antar berbagai unsur lahan seperti iklim dan sifat-sifat tanah yang
permanen. Sifat-sifat tanah yang permanen diantaranya adalah ancaman kerusakan
tanah, faktor pembatas penggunaan, kemampuan produksi, dan syarat-syarat
pengelolaan tanah. Sifat-sifat lahan yang permanen diantaranya lereng, tekstur
tanah, kedalaman tanah, tingkat erosi tanah yang telah terjadi, permeabilitas
tanah, kemampuan menahan air, dan jenis mineral liat.
Ada
delapan kelas lahan berdasarkan kemampuannya, yaitu :
1. Kemampuan
Kelas 1
Kemampuan
lahan kelas I merupakan kelas kemampuan lahan yang terbaik. Hal ini dapat
dilihat dari sedikitnya hambatan yang membatasi penggunannya. Lahan yang
tergolong dalam kemampuan lahan kelas I mempunyai kombinasi sifat-sifat dan
kualitas sebagai berikut: (a) Terletak pada topografi hampir datar; (b) Ancaman
erosi kecil; (c) Mempunyai kedalaman efektif (tanah yang mengandung unsur hara)
yang dalam; (d) Umumnya berdrainase baik; (e) Mudah diolah; (f) Kapasitas
menahan air baik (g) Subur atau peka terhadap pemupukan (h) Tidak terancam
banjir; (i) Di bawah iklim setempat yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman
umumnya.
Lahan
Kelas I dapat digunakan untuk semua jenis penggunaan, mulai dari pertanian yang
sangat intensif untuk tanaman semusim dan tahunan sampai penggunaan untuk hutan
lindung. Walaupun demikian, jenis tanah ini tetap memerlukan tindakan untuk
mempertahankan produktivitas berupa pemeliharaan kesuburan dan struktur
tanah.Upaya ini meliputi pemupukan baik dengan pupuk buatan maupun pupuk organik,
pergiliran tanaman dan penggunaan tanaman penutup tanah. Pada peta kemampuan
lahan kelas, kelas ini biasanya ditandai dengan warna hijau.
2. Kemampuan
kelas 2
Lahan
kelas II mempunyai kombinasi sifat-sifat dan kualitas sebagai berikut: a)
Lereng landai, kemiringan kurang dari 30%; b) Kepekaan erosi atau ancaman erosi
sedang atau telah mengalami erosi sedang; c) Kedalaman efektif agak dalam; d)
Struktur tanah dan daya olah tanah kurang baik; e) Salinitas ringan sampai
sedang atau terdapat garamnatrium yang mudah dilihilangkan, tetapi besar
kemungkinan timbul kembali; f) Kadang-kadang terkena banjir yang merusak; g)
Kelebihan air dapat diperbaiki dengan drainase; h) Keadaan iklim agak kurang
sesuai dengan tanaman dan pengelolaan.
Tanah
pada kemampuan lahan kelas II menuntut sistem pengelolaan yang lebih berat
dibandingkan lahan kelas I. Lahan pada kelas ini mempunyai beberapa hambatan
atau ancaman kerusakan sehingga mengurangi pilihan penggunaannya dan memerlukan
tindakan konservasi sedang. Jika dipergunakan untuk tanaman semusim, selain
pemupukan, tanah kelas II memerlukan tindakan konservasi seperti pembuatan
guludan, penanaman dalam setrip, pengolahan menurut kontur, dan pergiliran
tanaman. Dalam peta kemampuan lahan kelas II biasanya ditandai dengan warna kuning.
3. Kemampuan
Kelas 3
Lahan
yang dikelompokkan pada kelas III mempunyai hambatan yang lebih berat
dibandingkan lahan kelas II. Lahan pada kelas ini tidak dapat digunakan untuk
sistem pertanian yang sangat insentif. Pada lahan ini hanya dapat diterapkan mulai
penggarapan secara sedang dan seterusnya sampai penggunaan untuk cagar alam.
Lahan kelas III ini masih dapat dipergunakan untuk tanaman semusim dan tanaman
yang memerlukan pengolahan tanah, tetapi harus dibarengi oleh konservasi. Jenis
upaya konservasi dapat berupa guludan bersaluran, penanaman dalam setrip,
penggunaan mulsa, pergiliran tanaman, pembuatan teras, atau kombinasi dari
usaha konservasi tersebut. Pada peta kemampuan lahan, kelas ini ditandai dengan
warna merah.
Tanah
pada kelas kemampuan III memiliki sifat-sifat sebagai berikut: a) Lereng miring
atau bergelombang, kemiringan kurang dari 50%; b) Peka terhadap erosi atau
telah mengalami erosi yang agak berat; c) Sering kali mengalami banjir yang
merusak tanaman; d) Permeabilitas lapisan bawah tanah tergolong lambat; e)
Kedalamannya dangkal terhadap batuan,lapisan padas keras, lapisan pada rapuh,
atau lapisan liat padat yang membatasi perakaran dan simpanan air; f) Terlalu
basah atau masih terus jenuh air setelah didrainase; g) Kapasitas menahan air
rendah; h) Salinitas atau kandungan natrium sedang; i) Hambatan iklim agak
besar.
4. Kemampuan
Kelas 4
Tanah
pada kelas IV tidak dapat digunakan untuk sistem pertanian intensif dan garapan
sedang. Tanah pada kelas IV hanya dapat digarap secara terbatas, untuk
penggembalaan insentif sampai hutan lindung. Selain perlakukan untuk upaya
memelihara kesuburan tanah dan kondisi fisik tanah, pada lahan kelas ini juga
dilakukan pembuatan teras bangku, saluran bervegetasi, dan dam penahan. Pada
peta, kemampuan lahan kelas IV ditandai dengan warna biru.
Tanah
pada kelas IV mempunyai kombinasi dari sifat-sifat sebagai berikut: a) Lereng
curam atau berbukit, kemiringan lebih dari 50%; b) Kepekaan erosi; c) Pengaruh
bekas erosi agak berat; d) Tanah dangkal; e) Kapasitas menahan air rendah; f)
Sering digenangi air sehingga menimbulkan kerusakan berat pada tanaman; g)
Kelebihan air bebas dan ancaman penjenuhan atau penggenangan terus terjadi
setelah drainase; h) Salinitas atau kandungan natrium tinggi; i) Keadaan iklim
kurang menguntungkan.
5. Kemampuan
Kelas 5
Lahan
pada kelas V mempunyai kombinasi dari hambatan-hambatan sebagai berikut: a)
Tergenang air; b) Sering terlanda banjir; c) Berbatu-batu; d) Iklim kurang
sesuai.
Kondisi
lahan seperti ini biasanya tidak dapat ditanami tanaman semusim, tetapi masih
dapat ditumbuhi rumput atau pepohonan. Lahan pada kelas ini tidak cocok untuk
digarap. Pada peta kemampuan lahan, kelas ini biasanya tanah ini ditandai
dengan warna hijau tua.
6. Kemampuan
Kelas 6
Kemampuan
lahan kelas VI mempunyai kombinasi dari sifat-sifat sebagai berikut: a)
Terletak di lereng yang agak curam; b) Ancaman erosi berat; c) Telah tererosi
berat; d) Mengandung garam laut atau natrium; e) Berbatu-batu; f) Daerah
perakaran sangat dangkal; g) Iklim tidak sesuai.
7. Kemampuan
Kelas 7
Tanah
pada kelas ini mempunyaikombinasi dari hambatan-hambatan sebagai berikut: a)
Terletak di lereng curam; b) Telah tererosi sangat berat berupa erosi parit; c)
Daerah perakaran snagat dangkal.
Lahan
ini pada peta kemampuan lahan ditandai dengan warna coklat. Jika lahan ini
digunakan untuk padang rumput atau hutan produksi harus diimbangi dengan usaha
pencegahan erosi yang berat.
8. Kemampuan
kelas 8
Lahan
yang digolongkan kedalam kelas ini mempunyai kombinasi dari hambatan-hambatan sebagai
berikut: a) Terletak pada lereng yang sangat curam; b) Berbatu; c) Mempunyai
kapasitas menahan air yang sangat rendah.
Lahan
jenis ini cocok digunakan untuk hutan lindung atau cagar alam yang sekaligus
dapat berfungsi sebagai tempat rekreasi karena keadaan alamnya yang lebih
alami. Sesuai dengan keadaannya lahan ini biasanya ditandai dengan warna putih
atau tidak berwarna sama sekali.